Minggu, 21 Februari 2016

Coretan sang perantau 







Dirundung rasa rindu tengah malam yang sepi ini.
Rasa berkecambuk,
Bergejolak didalam hati.
Merantau hidup jauh dari sanak saudara.

Untuk sekali lagi, rasa yang mengatas namakan rindu- mau tak mau harus ku tahan demi masa
depan ku dimasa yang mendatang.
Dimalam keheningan ini.
Sepucuk surat dengan kertas putih. Penuh dengan coretan coretan kata-kata rindu
yang seolah tak tertahan oleh jiwa.

Kata orang hidup itu tak mungkin tanpa perjuangan.
Layaknya aku sekarang.
Yang harus berjuang menahan rasa rindu.
Demi kesuksesan dan kebahagiaan orang-orang yang kusayang.

Banyak kata yang bisa menghasilkan cerita tentang rindu tersebut.
Kisah seorang gadis remaja, yang duduk termenung seolah teringat masa lampau nya.
Rindu akan ayah dan ibu nya
rindu akan saudaranya
rindu akan para sahabatnya.

Kini, entah bagaimana keadaan para sahabatnya.
Hidup sendiri di pulau jawa itu memang tidak mudah.
Belum lagi tidak ada seorang teman pun yang bisa di jadikan tempat berbagi cerita.
Teringat kisah pilu,
dimana sang gadis terpaksa berhenti ketika hampir di puncaknya ia mencari ilmu di tanah
perantauan.
Kisah beberapa bulan yang lalu begitu sedih untuk di kenang.
Begitu sulit baginya untuk bangkit kala itu dari keterpurukan.
Bahkan untuk berdiri lagi pun begitu susah.

Teringat tragedi dimana hampir mengakhiri diri karenanya.
Luka itu pun semakin dalam dan semakin pahit untuk dikenang.
Kini sang gadis hanya bisa berusaha dan berdoa.
Berharap akan ada kehidupan yang layak berikan oleh tuhan setelah ini.

Mengenai Saya

jambi, jambi, Indonesia
mungkin sekian dulu cerita pribadi saya maklum soalnya nih blog masih baru" jadi... rada maklum ya terima kasih kepada para pembaca yang uadah mau ngabaca blog saya harap komen nya ya beserta respon nya terima kasih :D